PARTNER IN CRIME

“Sahabat sejatiku hilangkah dari ingatanmu di hari kita saling berbagi... dengan kotak sejuta mimpi aku datang menghampirimu kuperlihatkan semua hartaku..kita slalu berpendapat kita ini yang terhebat, kesombongan di masa muda yang indah”

Sepenggal lirik lagu sahabat sejati milik Sheila on 7 ini mengingatkanku pada sosok yang mengisi hari-hariku selama 11 tahun terakhir sejak di bangku kuliah. Dialah Eka, my partner in crime in these couple of years. Partner in crime? Kok istilahnya gitu banget sih memangnya kamo sering melakukan kejahatan? Hehehe ya enggaklah masa iya anak baik-baik nan kece kaya saya melakukan tindakan kriminal.. no way.. itu cuma istilah kok karena banyaknya hal yang sudah kami lakukan bersama. Saat kuliah kami tergabung dalam satu organisasi yang sama yang menjadi awal persahabatan kami. Kami sama-sama anak pertama yang lahir di keluarga yang di dominasi oleh perempuan, ya dia adalah anak tertua dari lima bersaudara yang semuanya adalah perempuan. Saya pun demikian, hanya saja saya Cuma empat bersaudara. Bisa dibayangkan banyak kisah dalam hidup saya dan Eka yang kurang lebih sama dan  itu lebih memudahkan kami untuk saling mengerti. Oiya, kami dulu juga ikut les bahasa belanda bersama-sama karena tempat organisasi kami bernaung adalah sebuah lembaga budaya indonesia belanda yang merupakan cabang Erasmus Huis di Semarang yang setiap tahun memiliki agenda-agenda kece seperti konser piano, biola, grup band yang memang didatangkan langsung dari negeri kincir angin sana, piknik serta pemutaran film dan agenda-agenda tersebut selalu melibatkan kami. So, wajar kan kalau kami merasa keren saat itu karena sering terlibat di event nasional maupun internasional?


Selama sebelas tahun persahabatan kami ada tahun-tahun yang membuat kami harus sering bepergian karena organisasi yang kami ikuti, terutama saya. Tapi, ada satu perjalanan bersama Eka yang membekas di hati saya. Tahun 2008 kami harus melakukan perjalanan ke barat untuk mencari kitab suci menghadiri acara festival film yang berlangsung di IKJ. Kami berangkat bertiga saya, Eka dan Nina naik kereta api ekonomi yang dulu cuma seharga tiga puluh enam ribu rupiah sekali jalan dengan fasilitas seadanya dimana banyak penumpang gelap yang tidur dibawah bangku kami dan para pedagang makanan sibuk lalu lalang menjajakan dagangan. Kami tidur bergantian karena sudah diwanti-wanti kalau di kereta ekonomi itu banyak copet jadi untuk berjaga-jaga kamipun tidur bergantian walaupun pada prakteknya dua teman saya itu bablas tidur :D. Kami sampai di stasiun pasar senen jam dua pagi, suasana belum terlalu ramai dan kami pun bergegas menuju mushola untuk numpang ke kamar mandi, sembari menunggu waktu subuh. Mushola kecil itu jadi tempat singgah banyak orang, kami harus berbagi ruang yang sempit untuk sekedar duduk menunggu adzan subuh. Tak lama berselang suara adzan berkumandang, kami pun solat setelah itu bergegas keluar mushola untuk mencari bus jurusan stasiun gambir P20. Perjalanan ke stasiun Gambir ternyata tidaklah lama, kami bertiga takjub melihat megahnya ibukota sampai hampir kelewatan untuk turun di Gambir untungnya saya pas nengok ke arah kanan dan melihat tulisan besar “Stasiun Gambir” saya pun langsung teriak ke kondektur “Bang, kiri bang” dan bus pun melambat agar kami bisa turun. Eh dasar nasib sesampainya di Gambir maksud hati penegn numpang mandi ternyata kamar mandinya lagi direnovasi alhasil kami balik kanan dan jalan kaki menuju Istiqlal yang jaraknya berkali-kali lemparan kolor. Syahdu banget deh pokoknya masa-masa itu. Saya sering ketawa-ketiwi kalau inget kejadian ini betapa konyol dan membahagiakannya kala itu. Kata Bapak saya itu namanya modal dengkul alias nekat :D. 

Begitulah yang namanya anak muda, penuh semangat dan tak kenal takut apalagi kalau bisa menjelajah rame-rame. Dan tidak terasa sebelas tahun sudah persahabatan kami terjalin hingga saat ini. Kami masih sering jalan bareng lho sampai sekarang, entah nonton atau sekedar makan bareng. Saya berharap persahabatan kami akan berlanjut selamanya. Kalau kamu gimana? punya sahabat asyik kaya saya juga? yuk ah cerita..oiya makasih banyak buat mbak Tina dan mbak Nunung yang sudah memilih tema ini untuk arisan periode ketiga. See you on the next post ya gaes :* selamat libur lebaran... bye