LIBURAN PALING BERKESAN BARENG KELUARGA KE LOMBOK
Hai gaes.. apa kabar nih? gimana-gimana habis lebaran timbangan aman atau malah bikin galau nih? Alhamdulillah timbanganku masih stabil, kudu setrong jaga niat biar ga kalap pengen ini itu, apalagi banyak TURBO alias turahan bodo hehehe.. Oiya, habis vakum nulis lumayan lama nih gara-gara habis lebaran kerjaan di kantor menggila tumpukannya bikin saya jadi susah bagi waktu untuk nulis. Mumpung tingkat kepadatan kerjaan saya mulai berangsur stabil saya mau nerusin tulisan saya yang sempat terbengkelai. Well, arisan blog periode lima kali ini mengambil tema liburan paling berkesan yang digagas oleh mbak Muna dan mbak Wuri.
So, berhubung saya termasuk orang yang hobi traveling terutama bareng orang-orang tersayang, tema ini masih lumayan mudah untuk saya ikuti ritmenya meski saya harus telat setor tulisan, maafkan ya mbak-mbak semua. Nah bicara soal liburan paling berkesan, buat saya liburan sekeluarga bareng suami dan anak di akhir maret 2017 lalu adalah yang paling berkesan. Kenapa? karena selain melepas penat dari rutinitas kerja sehari-hari kami bertiga bisa berinteraksi lebih intens selama 4 hari tanpa diganggu pekerjaan. Isinya cuma jalan-jalan menikmati suasana Lombok bagian Barat dan Utara sekaligus mengeratkan tali persahabatan di dunia nyata yang tadinya cuma sering bertegur sapa di dunia maya. Yup, saya sekeluarga plus satu teman kantor saya liburan bersama ke Lombok dan untungnya salah satu teman blogger tinggal dan asli orang Lombok jadi setali tiga uang jalan-jalan disana nggak takut nyasar kemana-mana karena ada guide yang siap menemani kami.
Mbak Nanik alias Bunsal menyambut kami di Bandara Internasional Lombok selanjutnya menjadi guide menuju penginapan. Penginapan? yup, untuk traveling kali ini saya dan teman sengaja memilih penginapan untuk menghemat budget untungnya kemarin waktu cari tiket murah dari Semarang menuju Lombok Garuda Indonesia sedang promo biasanya tiket PP sekitar 2,5-3 juta cukup kami bayar dengan harga 1, 4 juta saja. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? meskipun saya harus menguras isi tabungan selama beberapa bulan demi bisa liburan bareng suami dan anak tapi semuanya terbayar setelah kami menjelajah separuh pulau Lombok. Apalagi suami saya ini termasuk orang yang irit, jarang bisa ngajak beliaunya jalan-jalan padahal saya doyan jalan-jalan. Jadi salah satu cara untuk mensiasati keengganannya untuk diajak jalan adalah saya harus sudah menyiapkan segala sesuatunya dari tiket, penginapan, transportasi disana, dan memastikan makanan disana ramah untuk beliau maklum beliau vegetarian sejak batita.
Ini adalah perjalanan pertama kami yang benar-benar saya rancang untuk liburan keluarga diam-diam tanpa sepengetahuan suami. Saya baru bilang ke suami kalau saya sudah merancang liburan 4 hari 3 malam ke Lombok sekitar 3 minggu sebelum berangkat dengan memberikan pengertian bahwa semua sudah saya urus, disana tinggal nyetir mobil aja semua sudah beres termasuk guidenya. Beliau setuju dan kami pun bersuka ria menantikan hari H. Untung bagi kami ini bukan perjalanan pertama kami membawa batita naik pesawat dan alhamdulillah semua berjalan lancar malahan si kecil banyak di godain para pramugari dan mendapat beberapa souvenir boneka satwa langka yang sangat dia sukai. Hari pertama sampai di Lombok kami tidak kemana-mana soalnya siang itu hujan deras mengguyur Kota Mataram dan sekitarnya secara merata, apalagi saya menginap di daerah Lombok Barat so, kami harus tancap gas sebelum kemalaman maklum kami harus menempuh dua jam perjalanan dari bandara.
Hari kedua kami lewatkan waktu seharian di pantai, melewati Pusuk Pass kami menuju Bangsal kemudian menyeberang menuju Gili Trawangan dengan tiket seharga 15.000 per orang kami menumpang public boat yang berkapasitas 30 an orang. Anak saya sempat menangis ketakutan saat kapal mulai melaju, mungkin karena goncangannya untung setelah 15 menit berlalu dia tertidur di gendongan saya. Perjalanan ke Gili Trawangan kami tempuh selama 30-45 menit tergantung ombak. Mendarat di Gili Trawangan kami menyusuri jalanan di sepanjang pantai sambil mencoba membuat anak saya terbiasa mendengan debur ombak karena di gendongan dia terus menutup kedua telinganya dengan tangan karena takut dengan suara ombak. Anak gunung diajak mantai malah takut, kasian kamu nak hehehehe...
Selepas makan siang di pinggir pantai dengan bekal yang sudah kami siapkan dari penginapan kami mulai menyusuri pantai dan memotret beberapa spot di Gili Trawangan dan melanjutkan perjalanan menuju loket untuk membeli tiket pulang. Untung diperjalanan pulang ini nggak ada drama dari anak saya cuma bilang bu na takut..akhirnya saya gendong dan suruh tidur. Aman... Meninggalkan Bangsal kami melewati gugusan pantai indah lain yang memanjakan mata seperti pantai Tanjung, pantai Malaka, dan berakhir di Senggigi. Di Senggigi kami mulai berburu oleh-oleh mulai dari kaos, gelang, tas, kain, dompet, dan magnet kulkas. Oh iya disini kami juga menikmati sajian kuliner lombok yang terkenal, sate rembiga (baca: rembige) yang endesss banget rasanya. Sate rembiga ini ada 3 varian lho, ada daging ikan, ayam dan sapi jadi bisa dipilih sesuka hati sesuai selera.
Hari ketiga kami menuju lombok utara, melewati pusuk pass lagi di pagi hari kami menuju desa Sigar Penjalin Tanjung untuk mengunjungi Lombok Elephant Park biar si kecil terhibur lihat hewan kesayangannya. Kami sampai di Lombok Elephant Park pukul 09.00 dan langsung membeli tiket untuk berkeliling kebun binatang mini seluas 3 Hektar. Di dalam kebun binatang juga terdapat satwa lain seperti aneka burung seperti Merak, Jalak Bali, Kakak Tua, Rangkok, dll. Kuda nil, Buaya, Bekantan, Siamang, Orang Utan, Landak, Kambing Gunung, Rusa, dll. Lumayan kan koleksi satwanya, cukup buat edukasi si kecil. Meninggalkan Sigar Penjalin, Tanjung kami melanjutkan perjalanan menuju Senaru untuk makan siang di Rinjani Lodge sambil melepas lelah setelah perjalanan panjang. Selepas makan siang kami melanjutkan perjalanan menuju Pintu Pos Pendakian Pertama Senaru dan lanjut trekking ke air terjun Sendang Gile yang sukses bikin ngos-ngosan karena harus gendong bocil 10 kilo. Tangganya cukup curam dan sempit, malahan sya dapet bonus kena bulu ulat pas lagi pegangan di susuran tangga alhasil tangan langsung melepuh. Melanjutkan perjalanan, kami sempat terhenti di desa Tanjung karena ada pawai ogoh-ogoh maklum hari itu adalah hari Nyepi bagi umat hindu kamipun baru bisa melaju kembali selepas maghrib menyusuri gugusan pantai dari Bangsal sampai Senggigi di malam yang sunyi. kami sempat ketar ketir karena suasana sepi, tidak banyak kendaraan melintas dan penerangan yang kurang takutnya ada begal atau apa. Syukur alhamdulillah tidak terjadi apa-apa, kamipun kembali ke penginapan dengan selamat setelah beberapa kali mampir tempat oleh-oleh then ready to pack :D.
Hari terakhir di lombok kami sudah siap sejak jam tujuh pagi dan mulai berangkat pukul setengah delapan langsung menuju Desa Adat Sade, lanjut ke pantai Kutanya Lombok yang cukup indah dan tancap gas menuju bandara supaya bisa istirahat lebih awal dan check in lebih awal. Usut punya usut ternyata penerbangan kami dimajukan jadwalnya tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Untung sudah siap di bandara, kalau tidak bisa-bisa kami ketinggalan pesawat.
Kira-kira itu sih salah satu pengalaman traveling yang paling memikat hati saya untuk saat ini. Semoga suatu saat bisa berbagi pengalaman tentang perjalanan saya yang lain. See ya...
Hari terakhir di lombok kami sudah siap sejak jam tujuh pagi dan mulai berangkat pukul setengah delapan langsung menuju Desa Adat Sade, lanjut ke pantai Kutanya Lombok yang cukup indah dan tancap gas menuju bandara supaya bisa istirahat lebih awal dan check in lebih awal. Usut punya usut ternyata penerbangan kami dimajukan jadwalnya tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Untung sudah siap di bandara, kalau tidak bisa-bisa kami ketinggalan pesawat.
Kira-kira itu sih salah satu pengalaman traveling yang paling memikat hati saya untuk saat ini. Semoga suatu saat bisa berbagi pengalaman tentang perjalanan saya yang lain. See ya...