Tantangan Belajar di Masa Pandemi

Masa pandemi menjadi masa yang melelahkan bagi semua orang baik itu anak, orangtua ataupun para pengajar seperti guru atau dosen. Ada banyak cerita yang terangkum selama pandemi menjangkit indonesia, sedih, haru, gembira jadi satu. Apapun itu semua harus dihadapi karena hidup terus berjalan kita harus tangguh, melawan semampu kita. semoga kita dikuatkan ya... aamiin.


Sejak pandemi dinyatakan menyebar di Indonesia, semua kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA dan juga Perkuliahan di kampus. Orangtua dituntut jadi guru bagi anak mereka dan tidak semuanya mampu apalagi bagi para orangtua yang bekerja termasuk saya. Berat memang karena kami tidak bisa seratus persen mendampingi dan mengawasi anak-anak untuk belajar di rumah. Bahkan yang bisa full mendampingi saja kadang kesusahan dalam mengajari anaknya. Belum lagi anaknya yang juga merasa tertekan karena orangtuanya lebih galak dari gurunya. Kasihan kan...

Saya sendiri berusaha meluangkan waktu dan memahami kondisi serta kebutuhan anak dalam belajar, apalagi anak saya baru mau masuk TK. Menurut saya sendiri seharusnya belajar itu menjadi sesuatu yang menyenangkan di usia mereka. Ada beberapa tugas yang mengharuskan kami para orangtua dan anak untuk membuat video praktek dan dikirimkan di grup orang tua. Hal yang menyennagkan dan bagus karena bisa melatih rasa percaya diri si anak tapi mempertahankan mood mereka untuk take video itu yang susahnya minta ampun. Ini yang kadang menguras emosi emak dan anak hehehe


Selain itu hal lain yang bikin pusing adalah pengeluaran kuota internet jadi membengkak dan akhirnya memutuskan pasang wifi di rumah karena kebetulan adik ipar kuliahnya juga dialihkan lewat metode daring. Daripada tagihan paket data jebol mendingan pasang wifi dengan tarif flat tapi bisa dipakai rame-rame dan sepuasnya. Lumayan bisa streamingan aneka tontonan buat anak-anak yang mengedukasi juga nonton drakor lagi setelah absen hampir 2 tahun.

Namun nontonnya juga dibatasin ya nggak setiap saat...boleh nonton kalau sudah mandi, makan dan kerjain PR atau boleh nonton tapi maksimal 20 menit. Saya sendiri paham pasti mereka bosen dan pengen lihat yang lucu-lucu atau bagus. Tapi kadang saya juga ajak mereka untuk bikin puding atau kue bareng biar ada pengalih perhatian dari gadget. 

Berantakan? jangan ditanya tapi saya yakin bahwa kebersamaan kami dan juga keseruan bebikinan ini akan membekas indah dalam ingatan mereka. Ini baru ngajarin anak TK dan adeknya ya apa kabar dengan teman-teman yang punya anak SD, SMP, SMA atau kuliah? saya yakin tantangannya makin luar biasa. Semangat ya semua...

Selama empat bulan terakhir ini saya sudah banyak mendengar keluahan eh maaf maksud saya
curhatan dari orang-orang di sekitar saya. Adik saya kuliah semester 4, adik ipar saya semester 2, suami saya dosen, bos saya juga dosen, teman-teman saya dosen, bapak ibu saya guru SD. Kebayang kan saya dengerin curhatan soal apa? yup mengajar di era pandemi yang dituntut agar jadi guru kreatif dan aktif di dunia maya.


Jadi selama masa pandemi ini ada beberapa tantangan yang dihadapi para orangtua, para pengajar maupun siswa yang harus menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) alias belajar secara online diantaranya adalah:

 1.Fasilitas 
Tak bisa dipungkiri masa pandemi ini jadi salah satu tolok ukur terutama dalam bidang pendidikan dimana semua orang dituntut untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Padahal setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda (tidak semua orang punya HP, laptop dan internet yang memadai). Bagi para pengajar juga ada kendala tersendiri terutama yang sudah tua pasti memiliki keterbatasan serta kesulitan dalam memenuhi tantangan mengajar online. 

Mereka harus belajar menjadi host untuk kelas virtual dan pada saat kelas sudah mulai ternyata ada peserta yang belum mematikan mic nya yang mengganggu jalannya proses pembelajaran. Belum lagi sinyal yang tidak stabil yang mengganggu jadwal atau kuota internet yang habis karena dipakai setiap saat. Juga media yang digunakan untuk belajar online apakah bisa/mudah diakses oleh semuanya.

2. Emosi yang Meningkat
Emosi yang meningkat ini rata-rata dialami para orangtua yang tidak terbiasa mendampingi atau mengajari putra putrinya belajar yang disebabkan oleh jenjang pendidikan atau kesibukan yang berbeda. Orangtua belum paham metode pembelajaran yang diterapkan sekolah, atau mereka belum menemukan metode yang cocok untuk mengajari anak-anaknya. Akhirnya cekcok dan marah-marah terhadap anak tak terhindarkan karena tidak sabar, orangtua dan anak sama-sama stress.

3. Kesiapan Materi dan Variasi Media Ajar
Kesiapan materi yang akan diajarkan dan juga variasi media ajar (kesiapan pengajar untuk membuat kegiatan belajar mengajar tidak membosankan jadi tantangan besar untuk metode belajar jarak jauh).  Ada banyak pengajar yang belum siap (hanya menampilkan PPT) dan kurang interaksi sehingga banyak siswa yang malas dan mengabaikan materi yang disampaikan. Hal ini berat bagi kedua belah pihak baik pengajar maupun yang diajar, tidak ada feedback yang bisa diambil karena mereka sama-sama bingung apalagi kalau belum paham. 

Melihat kondisi yang seperti ini rasanya kasihan juga lihatnya, sepertinya pemerintah dan juga para pengajar bisa duduk bersama mencari solusi terbaik untuk masalah ini. Semoga akan segera ada solusi terbaik ya dan tetap semangat bagi para orangtua yang harus mendampingi putra putrinya belajar di rumah.

1 comment for "Tantangan Belajar di Masa Pandemi"

  1. Masa pandemi ini rasanya memang 'memaksa' orang-orang yang belum terbiasa berkomunikasi (dalam hal ini pembelajaran) melalui internet untuk dapat menggunakan internet.

    Semoga masa pandemi ini cepat berlalu, ya Bu....

    ReplyDelete

Post a Comment