Cara Mengatasi Trauma Bullying

Halo teman-teman nggak kerasa udah sampai di penghujung bulan April, semoga kita semua diberikan berkah kesehatan selalu ya dimanapun kita berada amin. Nah selama masa pandemi ini ada kegiatan khusus nggak sih yang kalian lakukan? Siapa tau bisa jadi inspirasi saya atau para pembaca blog ini yang sudah mulai kehabisan ide biar nggak bosen di rumah. Mana liat berita ya isinya itu lagi itu lagi.

Oiya kahir-akhir ini agak miris juga liat timeline twitter dan berita di TV soal korban bullying. Jadi inget jaman SD dulu saya sempat jadi korban bully gara-gara ada temen sekampung yang iri dan menebar fitnah tentang saya, sebut saja dia Rita (nama sebenarnya).



Kalau inget kejadian waktu itu rasanya sedih, kok ada yang jahat begitu hanya karena dia iri dan menempuh berbagai cara untuk menjatuhkan yang lain. Dulu kebanyakan verbal bullying yang saya terima dan juga beberapa perlakuan mengucilkan dari teman sekelas, sebagai anak pindahan yang baru gabung di sekolah itu selama hampir dua tahun jelas saya kalah pengaruh dengan yang sudah lama berteman. Singkat cerita dulu si teman sekampung saya itu cukup dekat dengan saya tapi lama-kelamaan sepertinya dia merasa tersaingi dengan saya si anak baru yang mudah berteman dan cukup populer di kalangan anak laki-laki. 

Lalu suatu hari kami ada lomba masak yang dibagi per kelompok untuk syarat kelulusan. Kami bergabung dengan kelompok yang berbeda dan saat hari H lomba ada kejadian ayam goreng salah satu kelompok tumpah saya saat itu masih sibuk dengan kelompok saya menata hidangan. Entah gimana ceritanya tiba-tiba beredar kabar kalau saya bilang "Ih menjijikkan ayam udah jatuh kok ditampilin" kurang lebih begitu padahal saya dan kelompok saya masih sibuk menata meja tidak tau kejadian tersebut. 

Sejak saat itu saya mulai dijauhi oleh teman-teman sekelas yang perempuan secara terang-terangan. Pernah suatu ketika dengan hebohnya mereka membaca keras-keras di depan kisah tentang azab bagi orang-orang yang lidahnya dipotong karena suka menghina dan menyakiti orang lain. Seolah-olah saya tidak ada di sana sambil terus menyindir "Makanya jadi orang nggak usah munafik suka jelek-jelekin yang lain di belakang tunggu aja azab datang lidahnya dipotong dan dibakar" dan masih banyak kalimat-kalimat menyakitkan lain yang terlontar dari mereka. 

Rasanya seperti di neraka bagi anak SD karena dijauhi dan nggak punya teman gara-gara hal yang tidak pernah saya lakukan. Mungkin jika saya sebagai Dani kecil merupakan tipe pribadi introvert kejadian itu akan membuat saya menjadi pribadi yang minder dan tidak mau mencoba hal baru. Untungnya saya memiliki keluarga yang hangat dan ibu yang mau mendengarkan keluh kesah saya. 

Saya ceritakan semua kesulitan saya di masa itu kepada Ibu, saya menangis tersedu-sedu sambil menceritakan semuanya dari awal dengan terbata-bata. Saya juga sempat bertanya pada Ibu "apa salah saya sehingga dia (Rita) melakukan hal itu padahal saya selalu baik sama dia". Ibu pun menenangkan saya dan memberikan banyak petuah bahwa meskipun mereka menjahati saya tapi saya tidak boleh membalas dengan menjahati mereka juga karena suatu saat Allah akan perlihatkan sifat asli mereka. 

Ibu bilang pada saya tetaplah jadi anak yang baik dan ceria tanpa perlu memikirkan hal-hal buruk yang mereka lakukan padamu karena kamu adalah anak spesial yang tidak kenal takut dan menyerah pada keadaan. Petuah itulah yang menjadi pegangan saya hingga dewasa agar saya selalu tumbuh menjadi orang baik tanpa harus menjelek-jelekkan orang lain agar saya terlihat baik.

Alhamdulillah saya dekat dengan Ibu dan saya adalah tipe orang yang suka mengeluarkan uneg-uneg sejak kecil jadi peran orangtua terutama Ibu sangat penting untuk mendampingi dan membimbing anak-anak yang menjadi korban bullying baik secara verbal maupun fisik. Kami para korban bullying butuh support dari orang-orang terdekat agar tidak terjerumus semakin dalam ke lembah keterasingan yang menggerogoti perlahan namun pasti. 

Bahkan sampai saya punya tiga anak seperti sekarang ini verbal bullying masih menghampiri saya lewat body shaming. hal ini dilakukkan oleh teman sekantor yang hobi banget mengomentari apapun yang saya pakai dan mengaitkannya dengan berat badan atau bentuk tubuh saya yang jauh dari kata langsing. Kadang kalau lagi ga mood serasa ingin menampar mulut-mulut keji itu tapi pada akhirnya saya ingat lagi petuah Ibu, just be yourself and let it go...

Nah, berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma dari bullying versi saya, semoga bermanfaat:

1. Memaafkan
Disini kita harus mau memaafkan si pelaku yang dengan sengaja menyakiti kita dan juga meaafkan diri kita sendiri karena sudah mau dijadikan korban. Lupakan semuanya jangan pernah menoleh lagi ke belakang untuk meratap. Big NO!!

2. Ceritakan pada Orang Terdekat yang Solutif
Hal ini penting agar tekanan yang dilakukan para pembully tidak hanya ditanggung si korban, dan ini adalah salah satu cara ampuh memperbaiki keadaan lewat sudut pandnag orang lain. Tapi kalau bisa ceritanya ke orang yang bener-bener bisa kasih solusi dan support ya supaya masalahnya cepat selesai.

3. Menekuni Hobi
Hal ini terbukti bisa mengalihkan perhatian kita dari pikiran negatif dan juga menggali serta memaksimalkan potensi diri lewat hal yang kita sukai. Lakukan apapun yang membuat hati kalian gembira.

4.  Semangat
Hal ini yang agak susah karena tiap orang memiliki kadar semangat dan daya juang yang berbeda. Tapi seberapa pun semangat kalian pokoknya pantang menyerah dan tanamkan dalam diri pikiran positif bahwa semua akan baik-baik saja dan jangan biarkan mereka (pembully) merampas mimpimu.

5. Gabung Komunitas
Ini hampir sma adengan menekuni hobi tapi konteksnya lebih luas karena dengan gabung ke komunitas akan membantu kita untuk belajar mengembangkan potensi dan juga kepribadian, daya juang dan juga solidaritas serta tanggung jawab yang biasa ditemukan dalan sebuah komunitas. Yakin deh dengan gabung komunitas kita akan tumbuh jadi pribadi yang lebih kaya dalam segalanya (jiwa, pikiran, tindakan).



Itulah sedikit cerita masa lalu saya yang justru menjadikan saya pribadi kuat dan bersahaja (hueek) seperti sekarang. Intinya jangan pernah menyerah pada keadaan selama kita masih bisa memperjuangkannya ke arah yang lebih baik. Punya cerita soal bullying juga? share yuk siapa tau kita bisa saling menguatkan. Selamat beraktivitas ya teman-teman

33 comments for "Cara Mengatasi Trauma Bullying"

  1. Yup, jangan menyerah dan tetap semangat. Kalau jatuh pasti bisa bangkit lagi, kalau ada yg tidak suka dengan kita pasti masih banyak yg sayang sama kita gak ada yg sama kita juga gpp yg penting Allah sayang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak Maya yang penting kita tetap semangat dan bergaul dengan orang-orang baik

      Delete
  2. Sebagai anak pindahan -apalagi dari kota kecil ke ibukota Prov- aku pun sempat alami verbal.bullying dari anak2 lama.. Sedih, takut, marah, dll campur jadi 1 kala itu. Tapi Alhamdulillah berhasil mengatasinya dan jadi trauma. Dukungan keluarga dan lingkungan memang sangat penting.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, sebagai anak baru yang belun berakar kuat di tempat baru kadang banyak hal jadi halangan ya mbak..

      Delete
  3. Bully ini kesannya remeh tapi justru bahaya karena efeknya nggak kelihatan langsung dan bisa bahaya ya, semoga semakin banyak teredukasi untuk stop bullying

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener mbak banyak kasus bullying berujung pada kekerasan,depresi bahkan bunuh diri.. termasuk silent killer

      Delete
  4. Duh miris bacanya Dan, anak-anak kok sudah bisa memfitnah begitu ya, saking iri hatinya, aku juga pernah merasakan dan lama baru pulih luka bullying itu :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa aku dulu ya sedih banget jaman ngalamin itu untung aku anaknya suka cerita jadi nggak aku pendam sendiri

      Delete
  5. Nama sebenarnya :') Alhamdulillah nggak pernah ngerasain yang namanya bullying. Mungkin untuk bisa terhindar juga ya mbak, anak dibiasakan buat speak up kalo nggak salah. Penting juga sih peran temen. Biasanya pembully itu merasa diatas awan krn temennya banyak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ahahahaha iya nama sebenarnya biar dijadikan pengingat diri kalau pernah di bully sm dia...makanya sekarang aku selalu bawel ke adek-adek kl ada masalah cerita aja karena aku pernah ngalamin

      Delete
  6. Keren nih mb tipsnya..iya curhat bisa jd hal yg solutif buat org yg terkena verbal bullying y mb..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak curhat ke orang yang tepat tapi ya hehehe

      Delete
  7. Memang peran orangtua sangat penting ya mbak, harus peka bagaimana kondisi anaknya, karena tidak semua anak mau cerita kalau dia kena bully.

    Benar mbak, bagaimanapun sakitnya harus dimaafkan supaya kita bisa move on, melupakan dan fokus pada masa depan 😊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penting Banget Mbak kita sebagai orang tua harus mau dan mampu membersamai anak kita..

      Delete
  8. Anak baru tuh memang rentan jd korban bullying ya. Aku dulu juga ngadepim masa2 itu krn pas masih kecil bapak kan masih sering pindah2 dinasnya tp sepertimu juga curhat sama ibu memang sangat membantu. Dari pengalaman ini pas nadia kena bully aku juga fokus utk terus mendampingi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bullying tuh kaya lingkaran setan ya...susah mutus rantainya dan kadang sebagai korban kita nggak tau salah kita apa sampai hal itu terjadi

      Delete
  9. Untungnya dengan ketemu temen2 dan komunitas yg suportif kita jadi bisa move on dari trauma ya Mba, dan merasa diri lebih baik itu penting juga untuk healing

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak..aku bersyukur bisa ketemu dan gabung dengan komunitas yang isinya orang keren jadi punya punya ilmu dan wawasan yang ku dapat dari komunitas ini salah satunya

      Delete
  10. biasanya bagi pelaku bullying mereka punya masalah pribadi entah dr keluarga atau lingkungannya sampai melakukan bullying ke orang lain agar dpt diakui oleh orang lain. sy setuju dg cara mba dani yaitu dengan tetap semangat dn menjadi diri sendiri, lama2 pelaku bullying abakalan jd capek sendiri

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sepertinya memang begitu mbak soalnya si Rita itu dia berasal dari keluarga besar dimana punya banyak kakak dan adik, mungkin di rumah kurang perhatian ya jadi cari perhatian di tempat lain spt sekolah tapi caranya salah dengan membully teman lain

      Delete
  11. Peran ortu memang sangat penting dan besar sekali untuk membantu anak ketika mengalami bullying. Makasih sharingnya ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul mbak makanya kita kudu jadi mamak strong biar bisa membersamai anak-anak kita dalam segala situasi amin

      Delete
  12. Anak SD pun sudah suka verbal bullying ya Dan, itu juga bisa-bisanya sebar fitnah. Nah untuk yg body shamming itu kayaknya karena cemburu juga pada prestasi dan kegiatan Dani yang banyak positifnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku dulu juga kaget dan sedih banget soalnya dia tuh kalau di kompleks baik tapi nggak taunya di sekolah gitu dan merambah tebaf fitnah ke anak-anak kompleks juga...semoga dia sekarang sudah meninggalkan kebiasaannya menjelek-jelekkan orang lain amin...

      Untuk yang di kantor kayaknya emang gitu apalagi kalau aku pas banjir job hihihi

      Delete
  13. Masih dikit yang aware terhadap bahaya bullying. Ntar kalau protes dikirain baper.. padahal mereka anggapnya cuma bercanda biasa Aja. Padahal bercanda itu harus Dua belah pihak. Kalau Ada salah satu pihak yang nggak nyaman Dan dilakukan berulang, masuknya udah kategori bullying ... Ini yang nggak disadari. Tapi biasanya korban2 bullying tumbuh jadi orang2 yang kuat kok.. contohnya mbak Dani.. tetap semangat ya mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah aku enggak ambyar mbak...yang ambyar cuma banyolanku ahahahaha... Alhamdulillah bisa dipertemukan dengan kalian orang-orang hebat sehingga bisa terus belajar dan mengembangkan diri dan makin mencintai diri sendiri

      Delete
  14. tips yang sepertinya akan sangat ampuh jika bisa kita terapkan. Hal -hal kecil kadang kala bisa menjadi pemicu adanya bulliying, semoga kita sebagai orangtua selalu bisa mendukung dan memeperhatikan perubahan anak kita masing-masing ya mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mbak...bullying bisa menimpa siapa saja jadi emang harus punya self respect yang tinggi plus lingkungan yang kondusif dan dukungan keluarga supaya bisa tumbuh jadi pribadi yang kuat

      Delete
  15. Alhamdulillah ya Dan, ada orangtua yang setia mendampingi dan terus memberikan semangat. Jaman kecilku dulu ya ada aja anak yang dibully gini. Biasanya karena kondisi fisik, kondisi ekonomi ataupun tingkat kecerdasan. Nyebelin sih pelaku bullying itu, mereka biasanya memiliki masalah tersendiri di keluarganya, sehingga pelampiasannya ya ke temannya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Mbak aku pun bersyukur punya ortu yang open mindeddan mau terlibat dengan masalah anaknya

      Delete
  16. Jadi teringat anak cewe yg mbunuh bocah 5 tahun,ternyata dia lg depresi krn bullying. Buktinya skrg lg hamil. Amit2..ya ternyata bullying itu efeknya berantai. Semoga kita dan sekelilingnya ga pnh mengalaminya ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa bullying itu kaya lingkaran setan mirip sama gojlokan..yang akhirnya motivasinya balas dendam

      Delete
  17. semasa saya SD pun saya juga jadi korban bullying mbak, alasannya karena saya mengidap pengakit kulit. Saya selalu dihina “kodok brontok” karena kulit saya korengan dan susah sembuhnya. Jelas, sehak saat itu saya ga punya PD, selalu pake jaket keluar rumah dan saya jadi anak yg minderan walau saya pintar. Untungnya saat SMA saya punya teman baik baik dan bisa PD bangt sampai skrang hehehehe

    ReplyDelete

Post a Comment